DAUR ULANG SAMPAH ORGANIK
Proses daur ulang sampah adalah penjaga kelestarian alam. Sebenarnya
sampah bukanlah limbah, melainkan sumber daya bahan baku untuk proses daur
ulang yang menghasilkan humus atau kompos, pupuk ciptaan alam pelindung /
pembangun kesuburan tanah. Terus berputarnya siklus daur ulang alam yang
merupakan kunci keselamatan bumi, sebenarnya menjadi tanggung jawab manusia
di lingkungannya masing-masing. Sehingga sampah menjadi tanggung jawab kita
semua untuk mendaur ulangnya menjadi kompos demi keselamatan bumi.
Para
ahli pertanian yakin bahwa kunci dari tanaman yang sehat adalah tanah yang
sehat pula. Tanah yang sehat adalah tanah yang kondisi fisik, kimia
dan biologinya baik, tanpa faktor penghambat yang berarti. Kondisi biologis
yang baik berarti mempunyai populasi organisme tanah optimal dalam ekosistem
biologis yang sehat seimbang, yang dijamin oleh kadar bahan organik tanah
optimal + 5%. Mungkin kita akan berfikir 2 x untuk mengkonsumsi barang-barang
yang tidak bersahabat dengan lingkungan, setelah kita mengetahui bahwa waktu
yang dibutuhkan untuk menghancurkan sampah adalah sebagi berikut :
Dengan melihat tabel diatas maka tidak ada salahnya
kalau kita mulai dari rumah kita masing-masing untuk mengurangi sampah yang
tidak dapat dipergunakan semaksimal mungkin. Salah satu caranya adalah dengan
mendaur ulang sampah yang dapat dimanfaatkan.
Daur ulang adalah penggunaan kembali material / barang
yang sudah tidak digunakan untuk menjadi produk lain. Selain berfungsi untuk
mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Daur ulang bermanfaat memenuhi kebutuhan akan bahan baku suatu produk. Dan
dari segi penggunaan bahan bakar adanya daur ulang dapat menghemat energi
yang harus dikeluarkan suatu pabrik.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk daur ulang :
Pemisahan. Pisahkan barang-barang / material yang dapat didaur ulang
dengan sampah yang harus dibuang ke pembuangan sampah. Pastikan material
tersebut kosong dan akan lebih baik jika dalam keadaan bersih. Penyimpanan.
Simpan barang / material kering yang sudah dipisahkan tadi ke dalam boks /
kotak tertutup tergantung jenis barangnya, misalnya boks untuk kertas bekas,
botol bekas, dll. Jika akan membuat kompos, tumpuk sampah rumah tangga pada
lokasi pembuatan kompos. Pengiriman / Penjualan Barang yang terkumpul dijual
ke pabrik yang membutuhkan material bekas tersebut sebagai bahan baku dijual
ke pemulung.
Secara garis besarnya, sampah dapat
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
I. Sampah An Organik Sampah tidak
mudah hancur / lapuk bukan berupa cairan & gas dan sering disebut sebagai
sampah kering. Sampah an organik dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
a. Barang lapuk. Barang yang dapat di daur ulang kembali dalam keadaan bersih dan tidak rusak, mempunyai nilai ekonomis tinggi. Contoh : Logam, besi, kaleng, plastik, karet, dll. b. Bukan barang lapuk Sampah an organik yang betul-betul rusak dan tdk dapat diperjualbelikan sehingga tidak memiliki nilai ekonomis.
II. Sampah Organik Sampah yang
mudah lapuk / hancur, bukan berbentuk cairan / gas dan sering disebut sampah
basah. Sampah organik terdiri dari 3 bagian :
a. Sampah organik segar, seperti : sampah dapur, kebun, pasar dan restoran. b. Sampah organik oleh seperti : kertas, kardus, dll. c. Sampah organik pilihan untuk daur ulang menjadi kompos dipilih sampah organik yang segar dan lunak tidak termasuk yang keras dan berbentuk basah seperti sisa sayuran, rempah-rempah & sisa buah.
III. Sampah Berbahaya Sampah yang
harus ditangani secara khusus untuk menetralisir akibat pencemaran. Sampah
ini harus dipisahkan dari yang lainnya sehingga proses daur ulang lebih cepat
dan menghasilkan produk yang bebas dari bahan berbahaya. Contoh: pecahan kaca
& gelas, sisa bahan kimia, baterai, botol obat nyamuk & paku.
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
Limbah B3 banyak
terdapat disekitar kita misalnya obat nyamuk/ pestisida, oli bekas, sisa
tinta, batu baterai, dll. Jika limbah ini dibuang dalam TPA yang tidak
dilengkapi persyaratan khusus maka racun yang ada dalam limbah tersebut dapat
meresap ke tanah dan mencemari air tanah maupun tanaman yang akan dikonsumsi
manusia. Oleh sebab itu,
pisahkan limbah B3 dari sampah lain.
PEMBUATAN
KOMPOS RUMAH TANGGA
Prinsip pengomposan Sampah rumah tangga mengandung
bahan organik + 75%. Proses pengomposan menyesuaikan diri dengan tersedianya
bahan baku, yang tidak sekaligus terkumpul dalam jumlah besar, melainkan
sedikit demi sedikit setiap hari. Kondisi ini seperti terjadi di alam di
lantai hutan, dimana sisa-sisa organik jatuh keatas tanah selapis demi
selapis sampai menjadi tebal.
Proses
perombakan-fermentasi organisme tanah terjadi dari bawah merambat ke atas
mengejar bahan baku yang baru jatuh, diikuti terbentuknya humus dari bawah ke
atas pula. Kecepatan pengomposan sangat tergantung a.1. pada komposisi bahan
baku, perbandingan kadar C (bahan berserat tinggi) dengan kadar N (jenis
kacangan, pupuk kandang, dsb.). Untuk bahan baku kompos yang optimal
perbandingan C/N = + 30, hasil akhir humus atau kompos yang matang C/N =
12-15 Cara dan Alat Membuat kompos yang sebenarnya mudah dan sederhana,
tetapi karena lokasinya di pekarangan rumah harus bebas dari polusi bau,
lalat, binatang berbahaya dan bebas dari gangguan ayam, anjing, kucing, dsb.
Apalagi sisa-sisa organik tidak terkumpul sekaligus tetapi berangsur setiap
hari dari buangan dapur dan kotoran pekarangan.
Untuk pembuatan kompos di pekarangan rumah, dibutuhkan
dua macam wadah :
1. Wadah besar, penampung bahan baku dan tempat terjadinya proses pengomposan, yang disebut "Komposter" dan ditaruh di pekarangan di tempat teduh. 2. Wadah kecil berupa ember plastik kecil bertutup, tempat penampungan sementara sisa organik dapur.
Alat Komposter paling praktis dan aman adalah alat yang
direkomendasikan STU Campbell (buku "let It Rot", Storey Books,
Vermont 1998) untuk dipakai di pekarangan rumah. Komposter ini dibuat dari
drum bekas 200 liter, dinding atas dibuang, dan dinding dasar pada tengahnya
dilobangi untuk dapat dimasuki pipa PVC 3-4 inci, yang juga berfungsi
drainase. Pada pipa PVC berjarak 5 cm dibuat lobang (bor) sepanjang empat
sisinya. Drum dipasang berdiri, diberi ganjal 2-3 lapis batu bata. Pipa PVC
dimasukkan ke lobang dasar, sampai ujung bawah menyentuh tanah dan ujung atas
menonjol keatas drum + 10 cm, menembus tengah-tengah tutup tambahan (bisa
dibuat dari tripleks). Ember Kecil Ember plastik 5 l - 10 l yang ada
tutupnya, disediakan khusus untuk penampungan sementara (1-2 hari) sisa
organik dapur dan selalu ditaruh di dapur dalam keadaan tertutup.
Cara Kerja Komposter (drum) ditaruh di pekarangan di
tempat teduh. Sebaiknya dibuatkan tutup atas dari tripleks yang tengahnya
berlobang tempat munculnya pipa PVC. Setiap kali pembersihan halaman, kotoran
berupa rontokan daun, potongan pagar rumput, dll dimasukkan ke dalam
komposter, diratakan, sedikit dipadatkan dan diatasnya ditaburi selapis
kotoran ternak lama, kompos baru atau setengah matang, tanah subur hitam,
dsb. sebagai starter penambah N dan organisme tanah.
Kalau terlalu kering diberi air agar lembab dan ditutup
untuk mencegah dari hujan berlebihan, terik matahari dan pencemaran lalat.
Untuk memudahkan didekat komposter disediakan wadah berisi starter (kotoran
ternak, dll) yang selalu ditutup. Setiap satu atau dua hari sekali, kotoran
dapur dalam ember kecil yang sudah penuh, juga dimasukkan, diratakan dan
dilapisi starter.
Demikian pengisian dilakukan setiap kali terkumpul sisa
organik atau kotoran dapur baru, sampai komposter penuh, yang memakan waktu 1
bulan - 2 bulan untuk keluarga sedang. Setelah penuh, ditutup dan dibiarkan
tidak dibalik-balik selama + 1 bulan yang diperkirakan pengomposan sudah
selesai menjadi matang berupa kompos berwarna hitam, remah dan berbau segar.
Komposter dikosongkan, isinya diangin-anginkan, langsung dapat dipergunakan
sendiri atau disaring (saringan kawat kasa) dibungkus dan dijual.
Proses pengomposan terjadi sejak awal bahan organik
dimasukkan, dan merambat keatas mengikuti bahan organik baru. Disini akan
terjadi proses fermentasi panas oleh bakteri termofilik, karena suhu dapat
meningkat didalam komposter tertutup, yang juga berguna membunuh bibit hama-
penyakit dan gulma. Komposter I yang sudah penuh dan sedang dalam proses
pemasakkan, digantikan komposter II yang sudah disiapkan dan nanti setelah
komposter I selesai dokosongkan, disiapkan untuk menggantikan komposter II
bila sudah penuh, dst.
Sisa organik dapur terdiri dari
potongan / kulit sayuran, kulit buah lunak, daun pembungkus, kertas, sisa
lauk-pauk, dipisahkan dari sisa / sampah non organik. Sisa dapur tersebut
dimasukkan kedalam ember kecil dan yang non organik ditampung dalam wadah
lain untuk dibuang di bak sampah. Setiap kali memasukkan sisa organik dapur
yang mudah busuk (sisa lauk-pauk), diatasnya langsung ditaburi selapis serbuk
gergaji halus rapat-rapat. Maka di dapur selalu disediakan serbuk gergaji
halus dalam wadah khusus. Ember kecil harus selalu ditutup rapat dan biasanya
dalam 1-2 hari sudah penuh, lalu langsung dibawa ke kebun dimasukkan ke dalam
komposter, dan ditaburi selapis starter diatasnya.
Agar ember plastik tidak kotor, sebaiknya dilapisi
kantong plastik sehingga sisa organik dapur yang mudah busuk dapat ditampung
dengan aman dan rapat. Apabila dapat terwujud setiap rumah tangga mau dan
mampu mendaur ulang sampah organik pekarangan, dan dapurnya menjadi kompos,
maka sampah rumah tangga yang dibuang tinggal sedikit dan tidak menimbulkan
polusi lingkungan.
Sampah yang dibuang tinggal berupa limbah non-organik
seperti barang-barang bekas plastik, kaleng, besi, dll dan sedikit limbah
organik keras seperti barang-barang bekas dari kayu, bambu, kardus, kulit
buah keras dan kebanyakan barang-barang tersebut dapat dimanfaatkan lewat
para pemulung. Dengan cara ini hampir semua bahan organik dapat didaur ulang
sehingga masalah sampah kota dapat diatasi secara sehat dan mendukung
keselamatan bumi.
Tinggal satu hal, dimana manusia
belum berhasil menyambung siklus daur ulang yang terputus, yaitu masalah
kotoran (taeces) dan urine manusia karena masih terbentur pada masalah
budaya.
|
||||||||||||||||||||||
Minggu, 17 Maret 2013
Makalah Pendidikan Lingkungan Hidup
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Diberdayakan oleh Blogger.
Blogger news
Categori
Archive
-
▼
2013
(
72
)
-
▼
Maret
(
34
)
- The short Story of maling kundang versi RAFI
- Upaya pelestarian sumber daya alam
- Describing Palm tree
- Hokage-Hokage Konohagakure
- Quotes Naruto
- Descriptive about sapodilla
- Shedko Folderico
- English Tense
- Tips merawat baterai laptop
- 10 CARA MENGETAHUI APAKAH KAMU JATUH CINTA PADA SE...
- pengaruh letak geografis dan astronomis terhadap k...
- Uang Pecahan Kuno Indonesia Berharga Jutaan Rupiah
- Sejarah Uang
- Lingkungan Fisik Dan Perubahannya
- Hakekat hukum dan kelembagaan HAM
- Makalah Pendidikan Lingkungan Hidup
- Info tentang Biology
- MENJELASKAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN IDE...
- Pendidikan Kewarganegaraan VIII/SK I / KD I .2
- Tentang atmosfir
- Pasal 28E ayat3 dan pengertian pancasila sila ke-4
- Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad Saw dari Lahir Hin...
- Cara membobol license IDM
- Pranata keluarga
- 7 orang paling jenius di dunia
- Game Terpopuler di Dunia dan Indonesia
- Pasword Gta San-andreas dengan code
- Subway Surfers for Pc
- FontStyle
- Win7LogonBackgroundChanger
- ExtremeCopy
- Tema Alienware
- Asal mula tarian Harlem shake
- 9 Tempat Wisata di Indonesia
-
▼
Maret
(
34
)
Blogger templates
Popular Posts
-
Hai sobat setia ku, kali ini saya akan membagikan tentang software yang bagus Ini Gambarnya : Jika kalian penasaran dan ingin mendo...
-
1. Sejarah Uang a. Masa sebelum barter Pada zaman purba, atau pada masyarakat yang masih sangat sederhana, orang be...
-
Mengatur pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan kebijaksanaan nasional yg terpadu dan menyeluruh perlu ditetapkan suatu undang – undang,...
-
Saat ini jejaring sosial sudah menjadi kebutuhan penting masyarakat. Hanya dalam beberapa detik saja, suatu kabar dapat tersebar luas mela...
0 komentar :
Posting Komentar